Kementerian Kesehatan Palestina pada hari Selasa (2/7/2024) melaporkan bahwa setidaknya empat orang telah tewas dalam serangan Israel di kamp pengungsi Nur Shams di Tepi Barat. Tentara Israel mengatakan pesawat mereka menyerang sel teroris di daerah Nur Shams ketika mereka sedang memasang alat peledak.
Pasukan Israel juga melakukan pemboman di beberapa wilayah di selatan Jalur Gaza pada hari yang sama, dan akibatnya ribuan warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka dalam upaya terakhir dari operasi militer intensif yang dilakukan oleh Israel dalam sembilan bulan terakhir. Pihak kesehatan melaporkan bahwa delapan warga Palestina tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut. Sementara itu, militer Israel melaporkan bahwa dua tentaranya tewas dalam pertempuran yang terjadi sehari sebelumnya.
Para pemimpin Israel mengatakan bahwa mereka akan mengurangi intensitas pertempuran dengan Hamas, kelompok Islam yang telah menguasai Gaza sejak tahun 2007, dan akan beralih ke operasi yang lebih terarah. Pada malam hari tanggal 2 Juli 2024, 17 warga Palestina tewas akibat tembakan tank Israel di sebuah jalan di lingkungan padat penduduk Zeitoun di utara Jalur Gaza. Rekaman yang beredar di media sosial Palestina, meskipun belum dapat diverifikasi oleh Reuters, menunjukkan kejadian mengerikan di pasar lokal, dimana roti berserakan di lantai yang tertutup darah.
Tentara Israel telah memerintahkan penduduk di beberapa kota dan desa di timur Khan Younis untuk segera mengungsi dari rumah mereka sejak hari Senin (1/7/2024), sebelum tank-tanks kembali masuk ke daerah tersebut yang sebelumnya telah ditinggalkan oleh militer selama beberapa minggu. Meskipun seruan evakuasi tersebut dilakukan, ribuan orang tetap tinggal di rumah mereka dan terpaksa meninggalkannya dalam kondisi gelap gulita saat tank dan pesawat Israel membombardir Karara, Abassan, dan daerah lain yang tercantum dalam perintah evakuasi.
“Tidak ada tempat untuk kita pergi,” ujar Tamer, seorang pengusaha berusia 55 tahun, yang sudah mengungsi hingga enam kali sejak tanggal 7 Oktober lalu. Situasi di wilayah tersebut semakin memanas dan masyarakat sipil menjadi korban dari konflik yang tak kunjung berakhir. Semoga perdamaian segera terwujud dan semua pihak dapat menemukan solusi damai untuk mengakhiri pertumpahan darah ini.