PT Sepatu Bata Tbk. (BATA) telah menghadapi tantangan besar akibat pandemi Covid-19, yang menyebabkan penutupan pabrik dan kerugian yang signifikan. Meskipun demikian, BATA tetap optimis dan bertekad untuk tetap eksis di pasar Indonesia.
Direktur Sepatu Bata, Hatta Tutuko, mengakui bahwa pandemi Covid-19 telah berdampak negatif pada bisnis BATA di Indonesia. “Kami mengalami kerugian yang cukup besar akibat pandemi ini. Namun, kami tetap optimis dan berusaha untuk memperbaiki situasi,” ujarnya dalam sebuah acara di Jakarta.
Selama pandemi Covid-19, penjualan BATA mengalami penurunan yang cukup drastis, menyebabkan kerugian yang cukup besar. Pada kuartal III/2024, BATA mencatat kerugian sebelum pajak sebesar Rp131,27 miliar, meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Meskipun mengalami kesulitan, BATA tetap berusaha untuk tetap bertahan di pasar dengan strategi yang cerdas. Mereka telah menutup pabrik mereka di Purwakarta dan beralih sepenuhnya kepada suplier lokal untuk produksi sepatu mereka. Selain itu, pusat distribusi mereka juga dipindahkan ke Jakarta untuk efisiensi operasional.
Meskipun berasal dari luar negeri, BATA telah lama hadir di Indonesia dan terus berusaha untuk memperkuat posisinya di pasar. Mereka percaya bahwa dengan kerja keras dan strategi yang tepat, mereka dapat keluar dari situasi sulit ini dan kembali meraih keuntungan.
Dengan fokus pada efisiensi operasional, peningkatan penjualan daring, dan peluncuran produk yang sesuai dengan selera pasar, BATA yakin bahwa mereka dapat membalikkan keadaan dan kembali meraih kesuksesan seperti sebelum pandemi Covid-19. Meskipun butuh waktu, mereka tetap optimis dan siap untuk menghadapi tantangan yang ada.
Dengan semangat yang tinggi dan strategi yang matang, BATA yakin bahwa mereka dapat mengatasi semua hambatan yang ada dan tetap eksis di pasar Indonesia. Mereka percaya bahwa dengan kerja keras dan tekad yang kuat, mereka dapat meraih kesuksesan yang lebih besar di masa depan.