Royal Philips baru saja merilis laporan terbaru mereka, yaitu Philips Future Health Index (FHI) 2024: Perawatan yang Lebih Baik untuk Lebih Banyak Orang. Laporan ini bukan sembarang laporan, loh! Dibuat berdasarkan hasil survei dari hampir 3.000 pemimpin perawatan kesehatan di 14 negara di seluruh dunia. Wah, pasti banyak insight menarik yang bisa diambil dari laporan ini.
Dari laporan tersebut, ternyata para pemimpin layanan kesehatan sudah mulai menerapkan otomatisasi untuk meningkatkan produktivitas mereka, dan juga sudah merasakan dampak positif dari perawatan virtual dalam menghadapi kekurangan tenaga kerja. Mereka juga berharap untuk lebih mengintegrasikan data dengan lebih mulus dan menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk memenuhi tuntutan perawatan yang semakin kompleks di masa depan.
Setiaji, Chief Digital Transformation Officer dari Kementerian Kesehatan, menjelaskan bahwa inovasi dan teknologi menjadi kunci penting dalam transformasi layanan kesehatan di Indonesia. Mereka ingin mewujudkan visi Indonesia Sehat melalui strategi transformasi kesehatan digital. Kemitraan antara pemerintah, penyedia layanan kesehatan, dan semua pihak terkait sangat penting untuk membuka manfaat dari data dan teknologi demi meningkatkan kualitas serta aksesibilitas layanan kesehatan.
Sementara itu, CEO Royal Philips, Roy Jakobs, menyoroti tekanan yang dihadapi oleh sistem perawatan kesehatan saat ini dalam memberikan layanan berkualitas di tengah kurangnya tenaga kerja dan populasi pasien yang terus bertambah di seluruh dunia. Philips berkomitmen untuk membantu meningkatkan kapasitas layanan kesehatan secara keseluruhan melalui perubahan sistemik yang melibatkan teknologi, praktik klinis, pembiayaan, dan regulasi sebagai satu kesatuan terintegrasi.
Di Indonesia, kekurangan tenaga kerja telah menyebabkan penundaan dalam perawatan pasien. Untuk mengatasi masalah ini, pemimpin layanan kesehatan menerapkan otomatisasi untuk mengurangi beban administratif staf kesehatan dan menyederhanakan layanan bagi pasien. Mereka juga melihat manfaat positif dari perawatan virtual, seperti peningkatan kapasitas pelayanan pasien dan jadwal kerja yang lebih fleksibel bagi tenaga medis.
Di masa depan, para pemimpin layanan kesehatan di Indonesia berkeinginan untuk menjelajahi penggunaan AI guna menciptakan efisiensi dan wawasan baru. Mereka berencana untuk menerapkan AI dalam berbagai layanan rumah sakit, termasuk pemantauan pasien, perencanaan pengobatan, radiologi, dan pusat kendali klinis dalam 3 tahun ke depan. Mereka juga berencana untuk berinvestasi dalam AI generatif dalam waktu yang sama.
Tidak hanya itu, pemimpin layanan kesehatan di Indonesia juga menyadari potensi transformatif dari wawasan berbasis data. Mereka bertekad untuk mengatasi tantangan integrasi data dengan meningkatkan keamanan dan privasi data, transparansi penggunaan data, dan akurasi data. Selain itu, mereka juga sepakat bahwa pengurangan emisi karbon dan dampak lingkungan dari layanan kesehatan harus menjadi prioritas utama bagi organisasi kesehatan dan pemerintah.
Astri R. Dharmawan, Presiden Direktur Philips Indonesia, menyatakan bahwa industri layanan kesehatan di Indonesia sedang mengalami momen penting. Dia berharap Philips dapat berperan aktif dalam mendorong kerja sama menuju digitalisasi untuk mengatasi tantangan dalam tenaga kerja, wawasan data, dan keberlanjutan. Melalui inovasi yang berkelanjutan dan kerja sama dengan berbagai pihak, Philips yakin dapat menciptakan masa depan yang lebih sehat bagi masyarakat Indonesia dan planet kita ini. Seru, kan? Semoga dengan adanya laporan ini, kita semua bisa lebih aware dan bergerak bersama menuju masa depan kesehatan yang lebih baik!