Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) meminta pemerintah untuk menciptakan dasar yang kuat untuk kedaulatan kecerdasan buatan (AI) dan menyebut data, yang merupakan elemen kunci AI, sebagai sumber daya alam. “Bagaimana kita dapat memastikan bahwa AI dapat mendorong masyarakat Indonesia untuk bersaing di tingkat global? Kita hanya perlu menggunakan teknologi sebagai alat untuk membantu mereka mencapai potensi penuh mereka,” ujar Vikram Sinha, Presiden Direktur dan CEO Indosat dalam acara Indonesia AI Day di Jakarta.
“Hari ini, saya memiliki 3 permintaan. Saya ingin meminta bantuan Pak Erick (Menteri BUMN), dan Bu Menteri (Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid). Permintaan pertama saya adalah agar kita dapat membangun fondasi yang kuat untuk kedaulatan AI,” tambahnya. Menurut Vikram, saat ini kita harus menyadari bahwa data adalah sumber daya alam yang berharga. Oleh karena itu, kita harus melindungi dan menjaga data dengan baik, sama seperti kita menjaga budaya dan warisan kita.
“Dan tentu saja, diperlukan dukungan yang tepat, kebijakan yang jelas, produktivitas, dan insentif untuk memastikan bahwa kita dapat melakukannya,” ujar Vikram. Permintaan kedua dari Vikram adalah tentang pentingnya kolaborasi. Karena akselerasi AI memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun swasta.
Selanjutnya, permintaan terakhir dari Vikram adalah mengenai misi talenta digital. Menurutnya, pertumbuhan AI tidak akan berjalan efektif tanpa adanya orang-orang yang terampil dalam mengoperasikannya. Oleh karena itu, investasi dalam sumber daya manusia (SDM) sangat penting untuk mengoptimalkan potensi AI.
“Kami telah memulai langkah awal dengan mendirikan AI Centre of Excellence. Kami mulai di Solo, dan kami berencana untuk membuka pusat serupa di Jakarta,” kata Vikram. Bahkan, ia juga telah berkomunikasi dengan Meutya untuk membawa fasilitas serupa ke Jayapura, Papua.
“Kita semua harus bersatu dalam misi ini. Dan ketika Indonesia berhasil, maka kita semua akan merasakan kesejahteraan bersama,” tambahnya.