Pada Selasa (06/08), dilaporkan bahwa empat orang tewas dalam serangan di sebuah rumah di kota Mayfadoun, Lebanon, yang terletak 30 kilometer di utara perbatasan. Pertempuran ini terjadi karena meningkatnya ketegangan antara Israel, Iran, dan Hizbullah, yang memicu kekhawatiran akan terjadinya konflik besar. Bagaimana nasib masing-masing pihak jika perang besar benar-benar terjadi?
Pekan lalu, Hamas mengumumkan bahwa pemimpin politik mereka, Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan di ibu kota Iran, Teheran. Israel belum mengonfirmasi apakah mereka bertanggung jawab atas serangan tersebut. Ketegangan semakin meningkat sejak Iran meluncurkan serangan rudal dan pesawat tak berawak terhadap Israel pada tanggal 13 April. Selain itu, pesawat tak berawak Israel juga menghantam target militer di Iran.
Meskipun tidak ada korban jiwa di Israel, lebih dari 300 proyektil peledak menunjukkan kemampuan Iran untuk menyerang dari jarak jauh. Pertanyaan mengenai pihak mana yang lebih unggul menjadi penting. Kita dapat mempertimbangkan hal ini dengan menggunakan sumber-sumber yang telah disebutkan di bawah ini. Namun, perlu dicatat bahwa kemampuan sebenarnya dari masing-masing negara mungkin tidak selalu terungkap.
Menurut International Institute for Strategic Studies (IISS), belanja anggaran pertahanan Israel lebih besar daripada Iran. IISS menyatakan bahwa anggaran pertahanan Iran sekitar US$7,4 miliar pada tahun 2022 dan 2023, sementara anggaran pertahanan Israel lebih dari dua kali lipatnya, yaitu sekitar US$19 miliar. Perbandingan pengeluaran pertahanan Israel dibandingkan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) juga dua kali lipat dari Iran.
Israel dan Hizbullah terus meningkatkan serangan mereka terhadap satu sama lain. Israel melakukan serangan udara terhadap target-target Hizbullah di Lebanon, sedangkan Hizbullah menembakkan rudal ke Israel bagian utara. Sistem anti-rudal Iron Dome Israel berhasil mencegat sebagian besar rudal yang diluncurkan oleh Hizbullah.
Menurut Jeremy Binnie, pakar pertahanan Timur Tengah dari jurnal analisis pertahanan Janes, Iron Dome menjadi sistem utama yang mempertahankan diri dari roket artileri dan rudal jarak pendek yang diluncurkan dari Lebanon. Meskipun Hizbullah memiliki banyak rudal, Iron Dome tetap menjadi pertahanan utama Israel.
Nicholas Marsh dari Institut Penelitian Perdamaian Oslo mengatakan bahwa Iran telah menerbitkan daftar target yang luas, namun sulit bagi Israel untuk melindungi semua target tersebut. Yang menjadi pertimbangan utama Israel adalah berapa banyak target yang dapat mereka hancurkan sebelum terkena serangan.
Dengan ketegangan yang semakin meningkat, penting bagi kedua belah pihak untuk menjaga stabilitas dan menghindari konflik yang lebih besar. Semua pihak harus berusaha mencari solusi damai dan menghindari eskalasi yang dapat membahayakan kedamaian di wilayah tersebut.