Kejadian yang menarik terjadi ketika usaha pembunuhan yang gagal terhadap mantan presiden tersebut justru membuat popularitasnya melonjak secara signifikan, mengungguli Joe Biden dalam pemilihan presiden. Trump diperkirakan akan menerapkan kebijakan perdagangan yang lebih proteksionis, yang bisa meningkatkan inflasi dan mendukung dolar. Selain itu, data Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok yang lebih lemah dari perkiraan menimbulkan keraguan atas pemulihan ekonomi negara tersebut, yang bisa menjadi pertanda buruk bagi permintaan komoditas negara tersebut.
Selain itu, kepresidenan Trump dapat menimbulkan lebih banyak hambatan perdagangan bagi Tiongkok, yang kemungkinan akan melemahkan perekonomian Tiongkok. Dari sisi domestik, Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Mei 2024 mencapai 407,3 miliar dolar AS atau tumbuh 1,8 persen (yoy), setelah mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,5 persen (yoy) pada April 2024. BI menyatakan bahwa angka ULN tersebut masih dalam kondisi terkendali. Posisi ULN pemerintah pada Mei 2024 mencapai 191,0 miliar dolar AS, dengan kontraksi pertumbuhan tahunan sebesar 0,8 persen (yoy), setelah kontraksi sebesar 2,6 persen (yoy) pada April 2024. Pemerintah berkomitmen untuk menjaga kredibilitas dengan membayar pokok dan bunga utang tepat waktu, serta mengelola ULN dengan bijaksana, terukur, oportunistik, dan fleksibel untuk mendapatkan pembiayaan yang efisien dan optimal.
Berdasarkan data tersebut, mata uang rupiah diprediksi akan bergerak fluktuatif dalam perdagangan mendatang, namun diperkirakan akan ditutup menguat di kisaran Rp16.130 – Rp16.220 per dolar AS. Semoga informasi ini dapat memberikan gambaran yang jelas tentang situasi ekonomi saat ini. Jangan lupa untuk terus memantau perkembangan berita dan analisis pasar agar dapat mengambil keputusan investasi yang tepat. Terima kasih telah membaca!