Hudi D Suryodipuro, Kepala Divisi Program dan Komunikasi (Prokom) di SKK Migas, membahas kinerja industri hulu migas dalam beberapa waktu terakhir. Menurutnya, industri ini telah memberikan kontribusi besar bagi penerimaan negara selama dua dekade terakhir, menjadi penyumbang kedua terbesar setelah pajak dengan total Rp5.045 triliun. Investasi industri hulu migas pada tahun 2023 mencapai US$ 13,7 miliar atau sekitar Rp 206 triliun, meningkat 13 persen dari tahun sebelumnya dan melebihi rencana jangka panjang. Hudi juga mengungkapkan bahwa upaya untuk menemukan dan mengembangkan cadangan migas baru telah berhasil mempertahankan Reserve Replacement Ratio (RRR) di atas 100 persen selama enam tahun berturut-turut.
SKK Migas telah menyelesaikan proyek-proyek besar seperti Lapangan Jangkrik, Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB), dan Tangguh Train 3. Pasokan gas untuk kebutuhan domestik juga telah melebihi ekspor sejak tahun 2012. Selain itu, kegiatan usaha hulu migas seperti pengeboran dan eksekusi proyek telah menciptakan efek multiplier yang signifikan melalui penerapan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 58 persen dari total belanja, serta menyediakan lapangan kerja untuk 150.000 pekerja melalui Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM).
Tahun ini, SKK Migas telah mendapatkan Kesepakatan Anggaran PPM sebesar US$ 35,38 juta atau sekitar Rp 530 miliar, naik 127 persen dari tahun sebelumnya. Temuan eksplorasi di Geng North, Layaran, dan Tangkulo telah menempatkan Indonesia sebagai pemimpin temuan eksplorasi di Asia Tenggara selama dua tahun terakhir. Hal ini membuktikan bahwa potensi subsurface Indonesia masih sangat menjanjikan.
Hudi juga membahas upaya peningkatan produksi minyak melalui produksi dari Banyu Urip Infill Clastic (BUIC). Meskipun demikian, ia mengakui bahwa masih ada tantangan yang dihadapi oleh industri migas, terutama terkait dengan belum tercapainya produksi migas dari target yang ditetapkan. SKK Migas juga memiliki target baru, termasuk peningkatan investasi sebesar US$ 16,1 miliar atau sekitar Rp 242 triliun, serta peningkatan kegiatan pengeboran secara masif.
Dengan kolaborasi dari semua stakeholder industri migas, Hudi yakin bahwa target-target yang ditetapkan dapat tercapai. Temuan besar cadangan gas di Indonesia beberapa waktu lalu telah meningkatkan gairah investasi industri migas. “Dengan potensi yang ada, kita harus bergerak bersama untuk meningkatkan produksi migas dan mencapai ketahanan energi nasional,” ujar Hudi.