Sebanyak 11.445 orang dari berbagai desa terpaksa mengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Menyedihkan, sebanyak 650 warga di antaranya terserang berbagai penyakit, termasuk ispa. Menurut Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Flores Timur, Hery Lamawuran, “Ada 117 kasus ispa, 78 hipertensi, 38 dispepsia, 31 faringitis, 30 vulnus, 28 myalgia, 26 gastritis, 22 chepalgia, 18 dermatitis, 15 osteoarthritis, 14 arthralgia, 14 common cold, 12 konstipasi, 8 gingivitis, 8 diare, 7 low back pain, 6 bronkitis, 1 suspeck TB Paru, dan 116 kasus penyakit lainnya.”
Hery menjelaskan bahwa ribuan warga mengungsi ke posko-posko yang disediakan pemerintah, rumah-rumah warga, dan ke tempat-tempat yang jauh dari radius Gunung Lewotobi Laki-laki. “Total pengungsi mencapai 11.445 orang, dengan 625 bayi/balita, 20 disabilitas, 48 ibu hamil, 124 ibu menyusui, dan 1.143 lansia,” tambah Hery.
Pengungsi tersebar di beberapa kecamatan di Flores Timur hingga Sikka. Rinciannya, Kecamatan Titehena (5.838), Kecamatan Wulanggitang (1.263), Kecamatan Larantuka (296), Kabupaten Sikka (3.564), Kecamatan Ile Bura (127), Kecamatan Ile Mandiri dan Lewolema (43), Kecamatan Demon Pagong (302), dan Kecamatan Adonara (12).
Gunung Lewotobi Laki-laki kembali meletus malam tadi, Sabtu (9/11/2024). Pos Pemantau Gunung Api (PGA) mencatat letusan dengan ketinggian kolom abu 4-6 kilometer yang terjadi pada pukul 18.00-24.00 Wita. “Tremor letusan terus tercatat dengan amplitudo 47,3 milimeter (mm), dominan 47,3 milimeter serta aliran lava ke arah timur laut sejauh 4.340 meter dari pusat erupsi,” ungkap Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-Laki, Albertus Galih Prasida Kastawa.
Situasi ini membutuhkan bantuan dan perhatian lebih untuk membantu para pengungsi dan korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Semoga bantuan dan dukungan dapat segera diberikan kepada mereka yang membutuhkan.